VOwHjuaUyJLYYyDfgBmys5BuQHXE6XGBCsgzF07B
Bookmark

Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah | Jama'atul Muslimin

Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah - Selamat datang di website Jama'atul Muslimin. Di situs ini kami memberikan berbagai informasi tentang kehidupan beragama sesuai syariat yang berlandaskan keterangan Qur'an dan Hadist. Adapun informasi yang kami sajikan merupakan kumpulan dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan kami cantumkan sumbernya. Untuk memahami isi dari artikel ini, Anda bisa mencari di kategori Fiqih. Silakan pelajari dan pahami!

Judul: Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah | Jama'atul Muslimin


Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah | Jama'atul Muslimin

Shalat Tahajud merupakan salah satu amal ibadah sunnah umat muslim yang sangat besar pahalanya. Bahkan sebagian besar ulama menyatakan bahwa sholat Tahajud termasuk dalam ibadah sunnah muakkad atau sunah yang ditekankan/diharuskan. Hal ini pun tidak lepas dari keterangan di Al Qur'an, Assunnah dan ijma'.

Dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya dan kepada putri beliau, Fathimah, di malam hari, lalu beliau berkata, “Mengapa kalian tidak shalat?” Aku (‘Ali) berkata, “Wahai Rasulullah, jiwa kami ada di tangan Allah, jika Allah berkehendak membangunkan kami (untuk shalat) tentu kami akan bangun.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu pergi ketika kami mengatakan begitu dan beliau sama sekali tidak membalas kami hingga kemudian aku mendengarnya mengatakan sambil memukul pahanya.

وَكَانَ اْلإِنسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلاً


“Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” [Al-Kahfi: 54].( HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud bab Tahriidhin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘ala Shalaatil Laili min Ghairi Iijaab, (hadits no. 1127) dan Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin bab Maa Ruwiya fii man Naamal Laila Ajma’a hatta Ashbaha, (hadits no. 775).

Berdasarkan keterangan tersebut dan sejumlah hadist lainnya, maka Imam Al Bukhori pun membuat bab dengan judul “Tahriidhin Nabiy Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘ala Qayaamil Laili min Ghairi Iijaab” (Dorongan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan shalat malam tanpa mewajibkannya.)

Adapun sejumlah dalil yang terkait sholat tahajud antara lain:

Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، مَنْهَاةٌ عَنِ اْلإِثْمِ.


“Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.” (HR. At-Tirmidzi dalam kitab Da’awaat, bab Du’aa’-un Nabiy (hadits no. 3549).

TATA CARA SHOLAT TAHAJUD/ SHALAT MALAM

Sebagian umat muslim hanya mengetahui bahwa shalat Tahajud hanya 11 rakaat saja dan dilakukan 8 rakaat shalat tahajud per 2 rakaat diakhiri dengan witir 2+1 rakaat. Ternyata Rasululloh ﷺ tidak mengajarkan tata cara khusus dalam sholat malam, melainkan ada beragam cara yang bisa dilakukan di sholat sepertiga malam tersebut dan umat muslim boleh melaksanakan cara yang beragam tersebut.

Diketahui bahwa Ibnu Qayyim Rahimahulloh telah mengumpulkan sejumlah dalil bagaimana cara Rasul shalat Tahajud dan merangkumnya dalam buku Zaadul Ma'aad dengan pasal berjudul "Pasal tentang tuntunan Rasululloh ﷺ dalam melakukan shalat malam".

Dilansir dari al Manhaj.or.id, berikut adalah tata cara sholat tahajud sesuai yang Rasululloh ajarkan.

1. Pertama: Cara yang dikemukakan Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun pada malam hari lalu melakukan shalat dua raka’at dengan memperlama berdiri, ruku’ dan sujud. Kemudian beliau pergi lalu tidur hingga meniup-niup. (Di antara salah satu bentuk sunnah menjelang tidur, lihat rincian tata caranya pada buku-buku fiqih) Kemudian beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam raka’at. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu’ dan beliau membaca,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ

(hingga akhir surat). Kemudian beliau melakukan shalat Witir tiga raka’at, lalu muadzin adzan dan beliau keluar untuk melakukan shalat Shubuh… (dan seterusnya hingga akhir hadits).( HR. Muslim (hadits no. 763).

2. Kedua: Cara yang disampaikan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalatnya dengan mengerjakan dua raka’at yang pendek, lalu beliau menyempurnakan rutinitasnya melakukan shalat sebanyak sebelas raka’at. Pada tiap dua raka’at beliau salam dan melakukan witir satu raka’at.

3. Ketiga: Tiga belas raka’at seperti cara yang kedua.

4. Keempat: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam sebanyak delapan raka’at dengan salam pada tiap-tiap dua raka’at, lalu shalat Witir sebanyak lima raka’at sekaligus, tanpa duduk kecuali pada raka’at akhir.( Cara ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qashriha, bab Shalaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy Shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits no. 738)

5. Kelima: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat sebanyak sembilan raka’at dengan melakukannya secara bersambung pada delapan raka’at tanpa duduk kecuali pada raka’at yang kedelapan, di mana di akhir raka’at ini beliau duduk untuk berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdo’a kepada-Nya, lalu beliau bangun tanpa salam dan meneruskan raka’at yang kesembilan, lalu setelah itu duduk, membaca tasyahud dan salam. Se-telah salam beliau shalat lagi dua raka’at dengan duduk.( Cara ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Jaami’i Shalaatil Laili wa man Naama ‘anhu aw Maridha (hadits no. 746).

6. Keenam: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat tujuh raka’at seperti cara melakukan sembilan raka’at sebelumnya, (yaitu enam raka’at dilakukan secara bersambung tanpa duduk kecuali pada raka’at akhir, di mana beliau duduk untuk berdzikir, memuji Allah dan berdo’a kepada-Nya dan setelah itu bangun tanpa salam untuk melakukan raka’at yang ketujuh dan setelah itu baru beliau salam), lalu setelah salam beliau shalat dua raka’at dengan duduk.

7. Ketujuh: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua raka’at-dua raka’at lalu beliau shalat Witir tiga raka’at tanpa dipisahkan di antara tiga raka’at itu dengan salam (salam setelah tiga raka’at). Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Witir tiga raka’at tanpa dipisah-kan di antara raka’at-raka’at itu.( HR. Ahmad dalam Musnadnya (hadits no. 24697).

Demikianlah Informasi Atau Penjelasan Tentang Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah | Jama'atul Muslimin

Semoga apa yang kami sampaikan bisa bermanfaat dan diamalkan untuk menuju keridhoan Alloh Ta'ala. Dan semoga Alloh memberikan kepahaman kepada kita semua dalam beragama.

Anda telah membaca Tata Cara Sholat Tahajud Yang Diajarkan Rasulullah | Jama'atul Muslimin


Posting Komentar

Posting Komentar